Monday, March 18, 2013

faktor kebiasaan

Indah Maharani
B.IK.2
125120201111051
Pembahasan tentang pertemuan tanggal 11 Maret 2013
Dalam kesempatan kali ini saya akan menceritakan kehidupan nyata saya yang sesuai dengan faktor kebiasaan.
Berhubungan lagi dengan  kehidupan saya sehari-hari ketika saya menjadi ketua osis pada bangku Sekolah Menengah Atas, hal ini menuntut saya untuk selalu berpakaian rapi setiap saat di sekolah. Hal ini harus saya lakukan karena saya dalam periode itu menjadi panutan atau cerminan dari siswa. Hal itu terbawa entah dimanapun saya berada, saya selalu berpakaian rapi dan sopan. Meskipun itu tidak pada lingkungan sekolah. Setelah jabatan saya berakhir, kebiasaan untuk berpakaian rapi dan sikap tegas masih saya anut.
Demikian sedikit contoh tentang faktor kebiasaan dalam psikologi komunikasi, dimana hal itu dapat mencerminkan juga kepribadian yang ada pada diri saya.

The Use of Psychology in Communication


18 Maret 2013
Pada hari ini untuk pertama kali dalam semester dua diadakan kuis untuk mata kuliah psikologi komunikasi. Dengan materi yang telah diberikan dari awal memasuki semester dua sampai pada tanggal kuis itu ditentukan. Jadi kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya tentang the use of psychology in communication dengan salah satu unsur di dalamnya mengenai happines atau dalam bahasa Indonesianya disebut kebahagiaan.
Dalam keadaan apapun dalam situasi apapun selalu saya membutuhkan untuk sharing dengan teman atau sahabat atau hanya mengobrol untuk hal-hal yang kurang penting. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dari situlah kekrabatan atau pertemanan dapat berlangsung dengan erat. Dan dari obrolan santai atau sharing itu saya dapat mendapatkan kesenangan yang luar biasa. Karena dari situlah mungkin ada kata-kata yang mengganjal dalam hati saya yang dapat membuat saya tertawa. Hal itu akan membangkitkan semangat baru untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Maka dari itu dari obrolan biasa akan menciptakan rasa senang yang luar biasa. Dan saya juga bisa lega karena sudah berbagi cerita dengan teman saya. Apalagi kalau cerita yang saya berikan itu dapat bermanfaat untul orang lain.

Thursday, March 7, 2013

Humanistic Approach



Indah Maharani
125120201111051

B.IK.2
Materi tanggal 4 maret 2013

Pada kesempatan kali ini saya akan menceritaan pengalaman saya yang berkaitan dengan Humanistic Approach dimana yang dijelaskan oleh Maslow dengan teorinya  growth need. Dimana saya akan lebih baik jika saya menjadi diri saya sendiri dengan kesadaran saya tidak ikut-ikut orang lain, dan hal itu sesuai dengan lingkungan dimana saya tinggal.
Disini, di Malang saya tinggal terpisah dengan kedua orang tua saya. Saya kesini merantau untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mendapatkan lingkungan baru di kosan, di kampus, teman bergaul. Disitu jelas akan memengaruhi saya untuk berperilaku atau menjalani kebiasaan setiap harinya. Akan tetapi, disini saya harus tetap menjadi diri saya sendiri, menjadi pribadi saya sendiri dengan kepribadian yang saya punya selama ini yang tumbuh di lingkungan dimana saya dilahirkan dahulu. Namun dengan demikian bukan berarti saya tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dimana saya tinggal sekarang. Saya harus tetap menyesuaikan diri, membaur dengan yang lain namun dalam artian saya tidak boleh terikut arus. Saya harus punya kepribadian yang kuat, pendirian agar saya tidak mudah untk dipengaruhi oleh orang lain. Saya disini tidak perlu untuk berpura-pura menjadi orang lain, tapi cukup dengan menjadi diri saya sendiri. Dengan kesadaran saya tidak mau ikut-ikutan orang lain entah dalam hal apapun. Baik dalam hal berpakaian contoh yang paling kecil, mungkin disini banyak yang memakai pakaian yang terbuka atau apalah ya namun disini dengan prinsip saya atau dengan kemauan saya, saya tidak suka memakai hal yang seperti itu. Itu termasuk prnsip hidup yang dimulai dari hal kecil namun bisa bermanfaat , namun disini saya tetap sesuai dengan lingkungan dimana saya tinggal.
Itu beberapa contoh yang bisa saya berikan, dimana contoh itu real terjadi dalam kehidupan saya. terimakasih sudah membaca, tinggalkan kritik ataupun saran yang dapat membangun tulisan saya.

Saturday, March 2, 2013

Prediction of Responses (memory expierence)



Indah Maharani
125120201111051
B.IK.2 
Materi tanggal 25 Februari 2013

PSYCHOLOGY IN COMMUNICATION APPROACHES  :
Disini saya akan membahas dari sisi prediction of responses (memory expierence) saya akan membahasnya dengan langsung memberikan pengertian tersebut dengan contoh. Dimana contoh ini adalah pengalam saya sendiri.
Suatu hari ketika saya lulus dari Sekolah Menengah Akhir dan henak melanjutkan pendidikan menuju perguruan tinggi favorit di Jawa Timur, Universitas Brawijaya salah satunya. Otomatis saya disana, di Kota Malang akan tinggal hidup seorang diri tanpa ayah, ibu, kakek, adik dan nenek tentunya saya akan  kesulitan untuk mengatur kehiduapan sendiri. Dari segi manejemen waktu atau uang tentunya. Kakek dan nenek yang biasanya memberi uang saku saya dengan jumlah yang besar pada saat saya berada di SMA, saya pun berharap dan membayangkan bahwa mereka juga akan memberikan uang saku kepada saya dengan jumlah yang besar pula saat saya hendak pergi untuk menuntut ilmu. Tetapi kenyataannya, setelah saya membayangkan uang yang diberi tersebut sama jumlahnya ketika saya SMA kenyataan tersebut tidak berjalan dengan apa yang saya harapkan. Atau bahkan lebih kecil jumlahnya, namun jumlah itu tidak membuat saya kecewa. Bahkan memberikan saya semangat yang lebih besar untuk menuntut ilmu demi mereka.
Dalam contoh tersebut jelas tergambarkan bahwa prediction of responses9memory expierence) menjelaskan bahwa apa yang akan saya alami lebih menggambarkan atau membayangkan akan terjadi sesuai dengan pengalaman yang pernah saya alami. Namun kenyataanya akan tidak selalu dengan apa yang selalu kita bayangkan atau sesuai dengan pengalaman kita sebelumnya.